Cruiseholic - Persiapan mental merupakan salah satu faktor yang perlu
dipertimbangkan sebelum memutuskan untuk bekerja di kapal pesiar. Pada umumnya
orang hanya memandang bekerja di kapal pesiar itu dari sisi ‘gemerlap’ saja
semisal banyak uang dan bisa keliling dunia secara gratis sehingga faktor
mental kurang diperhatikan. Akibatnya tidak sedikit yang harus pulang (bahkan
dipulangkan) sebelum waktunya entah itu karena tidak bisa survive dengan
kerasnya ‘kehidupan’ di kapal atau bisa juga karena faktor2 non-teknis lainnya.
Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dan dipersiapkan sebagai berikut:
1.
Penyakit homesick.
Anda perlu bertanya dulu pada diri
sendiri, apakah termasuk orang yang mengidap homesick parah. Faktor ini
kelihatan sepele tetapi ketika sudah berada di kapal, penyakit homesick ini
bisa mempengaruhi mental sehingga performance kerjapun menjadi turun. Kerja di
kapal pesiar memerlukan konsentrasi dan mobilitas yang tinggi, ceria dan selalu
tersenyum. Kontrak di kapal pesiar lamanya bervariasi antara enam sampai 10
bulan. Perusahaan tentunya tidak ingin punya staff member yang selalu murung
karena rindu ingin bertemu keluarga, pacar dll.
2.
Pengendalian Emosi/Marah.
Jika Anda termasuk golongan yang
sukar mengendalikan emosi dan marah maka sangat dianjurkan untuk belajar extra
keras sehingga bisa sedikit berkepribadian calm. Bekerja di kapal pesiar sangat
menguras energi dan benturan2 sosial sesama pekerja tidak bisa dihindarkan. Perkelahian
sesama staff member sangat tidak bisa ditoleransi di kapal dan faktor
perkelahian masih menjadi alasan nomer satu dipulangkannya beberapa pekerja di
kapal pesiar. Bisakah Anda tetap calm misalnya jika ada seseorang bersumpah
serapah dan menuduh Anda mengambil peralatan kerjanya, misalnya?
3
. Kemampuan adaptasi.
Crew member di kapal pesiar berasal
dari berbagai negara sehingga kita dituntut untuk bisa beradaptasi dengan
mereka. Beberapa crew dari negara tertentu ada yang memang dari sononya sudah
bermental rasial dan pembawaannya kasar. Disinilah harus jeli dalam melihat
karakter mereka dan secepatnya menyesuaikan diri karena jika tidak, bisa
menyulut suasana kerja yang tidak harmonis.
4.
Lampu kuning bagi yang suka minum.
Ini juga sangat perlu diperhatikan
terutama bagi yang memang hobby minum minuman beralkohol. Sebagian besar
perkelahian disebabkan karena tingkah2 para pemabuk ndeso yang biasanya minum2
di pos kamling di desa. Sebisanya jangan sampai terjebak terlalu jauh dengan
dunia alkohol dan harus tahu batas kemampuan diri.
5.
Hilangkan mental priyayi.
Yang perlu selalu diingat adalah
Anda berada di kapal itu untuk bekerja dan bukan sedang liburan atau
jalan-jalan. Aturlah otak sehingga otomatis di setting ke dalam buruh mode
alias pekerja kasar mode. No matter bagimana status sosial anda di rumah, saat
dikapal semua crew member adalah sama secara sosial dan dibedakan berdasarkan
jabatan dan posisi masing2.
6.
Physically fit.
Last but not least adalah persiapan
fisik. Kerja di kapal pesiar menuntut jam kerja yang panjang sehingga kemampuan
fisik menjadi faktor yang utama. Selain olahraga yang teratur, melakukan
medical check up yang lengkap juga dianjurkan untuk mengetahui secara
menyeluruh kondisi kesehatan. Misalnya, tentu akan tidak nyambung jika anda
mengidap motion sickness/mabuk laut lalu ngotot untuk kerja di kapal.
No comments:
Post a Comment